Fenomena Sosial Budaya Indonesia

Fenomena Sosial Budaya Indonesia – Budaya bangsa dapat digunakan sebagai identitas negara Indonesia yang memberi ciri dan ciri khas Indonesia melalui karya-karya yang telah diciptakan. Budaya bangsa dapat berupa elemen atau simbol yang digunakan sebagai dasar dan kunci dalam pergaulan sehari-hari seperti simbol budaya kehidupan sehari-hari yang membantu, penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dengan yang digunakan sebagai bahasa pemersatu.

Selain menanamkan rasa jiwa nasionalisme, dalam ceramah tersebut masih diterapkan mata pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan. Selain itu, perlu membangun kesadaran bahwa budaya adalah budaya yang menjadi milik seluruh rakyat Indonesia sehingga dengan cara yang diharapkan dapat bersama-sama menjaga budaya negara Indonesia dan merasa bahwa budaya ini adalah budaya itu sendiri harus dipertahankan dan dilestarikan. https://beachclean.net/

Fenomena Sosial Budaya Indonesia

Pada saat budaya lokal tumbuh menjadi bagian dari budaya kita, budaya global muncul dengan cepat. Globalisasi dengan mudah dapat langsung dilihat dan dinikmati oleh publik sehingga dalam waktu dekat dapat membawa dampak yang sangat besar pada kehidupan masyarakat, pengaruh budaya global dapat berdampak positif juga dapat berdampak negatif.

Globalisasi memberikan dampak positif misalnya kemajuan teknologi canggih sehingga dapat memberikan kemudahan bagi orang-orang dalam berkomunikasi dengan orang lain tanpa mengetahui waktu dan tempat, tetapi juga menguntungkan kemudahan yang sering kita gunakan dan nikmati setiap hari. Namun selain dampak positif ada juga dampak negatif yang terkait dengan fenomena sosial, budaya, antara lain kerusakan lingkungan akibat kemajuan teknologi yang digunakan dalam eksploitasi sumber daya alam dalam banyak uang. , dan itu akan sangat merugikan masyarakat, terutama orang-orang yang masih gagap teknologi.

Pola dan kebiasaan kota dan masyarakat adalah hedonisme atau keinginan untuk mengendalikan hal-hal yang berbau dunia dankonsumerisme, terutama di kota-kota besar yang sering terjadi perselisihan antara si kaya dengan yang kaya sehingga telah mengakibatkan ketimpangan sosial dalam masyarakat. Perekonomian hanya mengejar eksistensidiri. Bahkan masyarakat merasa bangga dengan budaya daerah tradisional, terutama orang-orang yang tinggal di kota. Mereka menganggap itu adalah sesuatu yang tidak diikuti oleh model yang bahkan dianggap sebagai budaya primitif.

Karena dalam budaya secara global ada dua macam sisi yang ditawarkan yaitu sisi positif dan negatif, maka dalam menerima budaya harus benar-benar pandai dalam mengkajinya, memilah dampak yang membawa sisi positif, sehingga masyarakat Indonesia akan terus menjaga budaya bangsa.

Masuknya era globalisasi dalam konteks budaya dalam tradisi di Indonesia telah memperkenalkan nilai-nilai baru, nilai-nilai baru dapat mempengaruhi kehidupan individu, masyarakat, lingkungan, sosial dan tradisi lingkungan. Nilai dan unsur-unsur perubahan baru sangat signifikan terhadap adat dan tradisi.

Misalnya pada sehari-hari, pembelajaran bahasa juga merupakan bahasa asing ini karena ada beberapa orang yang berpikir bahwa belajar bahasa asing sedikit lebih dingin daripada bidang bahasa yang sama yang sudah ketinggalan jaman dan prestise. Hal ini mengakibatkan kurangnya pengetahuan tentang generasi baru bahasa daerah bahkan tidak ada petunjuk dari orang-orang yang saat ini tidak dapat menggunakan bahasa lokal, seperti bahasa jawa, saat ini jarang bagi orang muda yang menggunakan bahasa jawa baik-baik saja jika berbicara dengan orang yang lebih tua, ini karena pengetahuan yang terbatas tentang bahasa java. Sesegera mungkin ditangani maka semua budaya diatur untuk memudar dan tidak ada konservasi dan manajemen jika tidak ada orang yang menyadari pentingnya budaya bangsa kita.

Setiap daerah di Indonesia memiliki budaya yang berbeda, budaya, adat dan tradisi adalah ciri khas daerahnya masing-masing, dan ini termasuk aturan hidup bersama dalam masyarakat, sebagai dasar dalam pergaulan, dan yang terpenting adalah bagaimana kita dapat mempertahankan nilai budaya di tengah globalisasi.

Pada zaman nenek moyang kita, Indonesia dianggap saling membantu menyelamatkan rasa hormat yang tinggi terhadap orang lain, sopan santun ditegakkan seperti ketika seorang anak muda atau lebih muda untuk berbicara dengan orang tua menggunakan bahasa yang halus dan dengan sopan daripada keramahan yang terkenal di Indonesia dari orang-orang, tetapi untuk sekarang semua keadaan dan kondisinya berubah secara signifikan. Perubahan ini terjadi dalam konteks yang sederhana maupun dalam konteks yang sangat kompleks, contoh-contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah cara berpakaian, cara berpakaian yang dulunya sopan, tertutup dan tidak glamor tetapi situasinya kini berbeda. Tidak sedikit dari kaum muda yang saat ini berpakaian lebih terbuka, kurang sesuai dengan keadaan dan situasi, glamor dan boros, mulai dari keadaan sederhana kemudian ke kompleks dengan meniru contoh budaya barat adalah budaya seks bebas saat ini telah menjadi hal yang biasa, hedonisme, hanya sedikit orang yang hidup hura-hura, minum merajalela, penggunaan narkoba, degradasi moral dan mental sangat menurun dan efek kemajuan teknologi yang sangat canggih juga mempengaruhi moral masyarakat dari anak kecil hingga orang tua sekalipun.

Menurut Jennifer Lindsay dalam bukunya, ‘Kebijakan Budaya dan Seni Pertunjukan di Asia Tenggara‘, mengatakan kepada kebijakan budaya di Asia Tenggara ketika ini secara efektif mengubah seni tradisional, baik dalam intervensi, perawatan, kebijakan tanpa arahan, dan tidak ada perhatian diberikan pemerintah pada kebijakan budaya atau konteks budaya.

Memang, kemajuan teknologi telah membuatnya lebih mudah dalam banyak aspek kehidupan masyarakat, tetapi selain itu ia juga memiliki sisi negatif yang fatal misalnya, dengan akses yang mudah ke informasi menggunakan Internet dapat disalahgunakan untuk mengakses hal-hal yang negatif seperti pornografi, aksi porno yang sangat merusak kepribadian moral apalagi jika aksesnya adalah anak-anak, maka akan berdampak negatif bagi calon generasi penerus. Selain itu, melalui televisi juga dapat memberi pengaruh besar pada semua lapisan masyarakat, baik pengaruh negatif maupun positif. Apalagi televisi menjadi sesuatu yang bersifat global dalam kehidupan sehari-hari dan ini bisa disaksikan oleh semua orang secara langsung sehingga dampaknya akan cepat menyebar, ke lembaga-lembaga televisi saat ini bersamaan dengan sirkulasi global yang terjadi seperti iklan, promosi. Selain itu karena globalisasi jaringan televisi yang menyiarkan banyak jaringan asing, itu akan sangat mempengaruhi perkembangan budaya.

Fenomena Sosial Budaya Indonesia

Warisan budaya dapat mencakup warisan fisik dan warisan non-fisik, warisan pada dasarnya memiliki ciri khas masing-masing daerah. Karena itu warisan budaya apa pun perlu dilestarikan dan dimanfaatkan untuk warisan budaya masih terjaga. Melestarikan budaya berarti secara tidak langsung harus membenahi masyarakat Indonesia, karena dalam kehidupan masyarakat budaya adalah sesuatu yang kompleks tidak berjalan dengan sendirinya tetapi melibatkan semua anggota masyarakat, sehingga budaya yang kuat dalam suatu masyarakat maka kerukunan dan kedamaian akan tercapai dalam masyarakat, misalnya dalam masyarakat masih dipertahankan budaya gotong royong dan jika budaya masih terjaga maka dalam pembentukan celah dan kecemburuan sosial.

Dalam upaya melestarikan budaya mereka harus ada komponen yang menjadi pelaksana, komponen pelaksana bisa termasuk masyarakat. Budaya adalah hal yang mendasar bagi masyarakat sehingga diharapkan semua lapisan masyarakat dapat berpartisipasi, selain masyarakat ada juga pemerintah yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya, selain pendidik, politisi, jurnalis juga harus berpartisipasi dengan cara bertindak sesuai dengan mereka. peran masing-masing. Sebagai contoh seorang guru harus mampu mendidik siswa-siswanya untuk mengembangkan rasa peduli terhadap budaya bangsa. Dengan cara ini, jika rasa kesadaran yang tertanam dalam jiwa generasi muda akan masa depan budaya akan terjaga dan akan terbenahi. Jika semua lapisan masyarakat telah menerapkan kesadaran dan kesadaran budaya bangsa, diharapkan budaya tersebut akan dipertahankan dan dilestarikan dengan baik.

Selain komponen pelaksana juga tidak ada tindakan yang dilakukan, dalam hal langkah konservasi yang dapat dilaksanakan adalah perlu mengetahui terlebih dahulu budaya yang dimiliki, apakah itu adat budaya dan tradisi serta budaya yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu menerima nilai-nilai budaya karena globalisasi dengan terbuka tetapi itu tidak berarti langsung menerima nilai-nilai ini dan menerapkannya dalam budaya, tetapi sebelum menyaring di mana nilai itu baik dan mana yang nilai buruk.

Yang masih terbukti dalam kehidupan ini adalah pelestarian budaya dengan berkhotbah menggunakan gamelan seperti yang dipraktikkan oleh Emha Ainun Najib, atau lebih dikenal dengan Cak Nun, Cak Nun selain sebagai propaganda juga seorang humanis karena itu selain berkhotbah untuk menyebarkan Islam, ia juga melestarikan gamelan budaya Jawa digunakan sebagai perantara dalam pesan. Ini misalnya dalam pelestarian budaya serta karakteristik budaya daerah masing-masing.

Back to top